Kimono itu apa ya?
Kalau orang asing ditanya, pasti tidak bisa menjawab dengan yakin apa itu perbedaan kimono dan yukata. Kimono itu sebenarnya apa? Apakah kimono dan yukata itu sama? Kimono itu dipakai saat event apa? Disini, agar semua lebih tahu dengan jelas tentang kimono, akan dijelaskan secara detail dan mudah dipahami. Jenis-jenis kimono, size dan pengukuran kimono, lalu mengenai Yuuzen-dyeing serta jenis dan ciri khasnya akan disampaikan semuanya. Karena kalua tidak kenal maka tak sayang, yuk sedikit demi sedikit mengenal dan masuk ke dunia kimono lebih dalam!
Jenis Kimono dan Tingkatannya
Kimono selain sebagai pakaian khas/adat Jepang, dalam dunia internasional sangat dikenal sebagai salah satu ikon Jepang yang paling diketahui orang di seluruh dunia.
Jepang… = kimono!
Kalau orang asing disuruh untuk berpikir tentang Jepang, pasti [kimono] adalah salah satu kata kunci yang keluar paling banyak. Tidak peduli dari negara manapun, bahkan mungkin sekitar 80% orang di dunia tahu, sebegitu hebat nya eksistensi kimono itu. Tapi, kimono yang selama ini kita tahu itu sudah benar belum ya?
Yakin deh pasti kata kimono udah sering dengar, tapi sebenarnya jenis kimono bermacam-macam,lho. Ada houmongi, furisode, tomesode, dan lain sebagainya. Secara gampangnya, kimono itu dikelompokkan berdasar orang yang memakai dan event saat memakainya. Disitu ada “tingkatan” kimono dari yang paling tinggi sampai bawah. Disini kita akan bandingkan empat jenis yang paling mewakilkan jenis didalamnya.
Houmongi
訪問着(ほうもんぎ)
訪問(call , visit)着(wear)
Houmon (mendatangi) gi (memakai/pakaian)
Houmongi adalah baju semi formal yang dapat dipakai oleh wanita yang sudah atau belum menikah, hampir sama dengan irotomesode yang bisa dipakai ke tempat dan event-event formal. Seperti evening dress dalam budaya baju barat. Sekilas meski tampak mirip dengan irotomesode, ciri khasnya adalah motif kimono yang semarak tidak hanya di bagian bawah, tapi juga di bagian leher, dada dan lengan. Sangat cocok digunakan saat acara pernikahan, pesta, event di tempat kerja, upacara minum teh, resital musik, presentasi/seminar, atau saat menjadi penonton acara kabuki.
Kalau furisode melambangkan “anak perempuan yang telah menjadi dewasa”, maka houmongi melambangkan mulainya kehidupan baru. Orang tua memberi houmongi untuk menggantikan furisode yang dipunyai anak perempuannya sebagai hadiah pernikahan adalah suatu kebiasaan disini. Lalu, seperti ditulis sebelumnya, houmongi memang biasa dipakai saat acara pernikahan namun bukan seperti tomesode yang dipakai saat pernikahan keluarga dekat, tetapi relative yang agak jauh atau teman.
Furisode
振袖 (ふりそで)
振り(wave, swinging)袖 (sleeve)
Furi (berkibas) sode (lengan)Furisode biasa merujuk pada kimono yang memiliki sode panjang, dan merupakan pakaian tingkat paling atas untuk perempuan yang belum menikah. Motifnya banyak yang sangat cerahceria dan berjiwa muda, dan biasa dipakai ke acara meriah seperti hari kedewasaan (seijin shiki) atau pernikahan (sebagai tamu atau pengiring pengantin). Menurut panjang lengannya, dibedakan menjadi dai-furisode, chu-furisode, dan ko-furisode. Semakin panjang lengannya semakin tinggi nilai prestisnya, yang mencapai 114~124 cm atau semata kaki juga ada, lho.
Di Jepang, ketika menginjak umur 20 tahun (seijin), menandakan bahwa orang itu sudah dewasa. Mereka akan berpartisipasi dalam upacara kedewasaan dan sebagai hadiah orang tua memberi furisode untuk anak perempuannya. Tapi karna harganya yang sangat mahal, ada juga yang hanya menyewa furisodenya, atau memakai suit / baju formal biasa. Budaya Seijin Shiki ini sangat menarik perhatian para turis dan orang asing di Jepang, bahkan banyak yang sengaja datang untuk merasakan sensasinya.
Tomesode
留めそで (とめそで)
留 (halt, stop) 袖 (sleeve)
Tome (berhenti) sode (lengan)
Tomesode masih dikelompokkan lagi menjadi kurotomesode dan irotomesode. Memiliki ciri khas berupa crest yang jumlahnya menunjukkan tingkatannya. Lalu motif kimono nya hanya di bagian bawah saja.
Kurotomesode adalah pakaian dengan tingkat paling tinggi untuk wanita yang sudah menikah. Biasa digunakan pada saat-saat yang sangat special seperti pernikahan anaknya. Kurotomesode bersifat ceremonial dan mempunyai 5 crest di punggung, dan dua di bagian dada juga lengan. Crest di punggung menandakan leluhur, di dada untuk kedua orangtua dan di lengan untuk saudara serta kerabat dekat.
Kalau irotomesode, bisa digunakan oleh perempuan yang sudah maupun belum menikah. Hampir sama seperti evening dress dalam budaya barat, tapi tidak ada keterbatasan waktu, jadi tidak masalah dipakai saat siang ataupun malam hari.
Yukata
浴衣 (ゆかた)
浴(bath ) 衣 (clothes)
Yu (mandi) kata (pakaian/kain)
Adalah kimono yang paling kasual, dan biasa dipakai saat musim panas. Asal mulanya hanya dipakai oleh orang yang berstatus tinggi seusai mandi, tapi sekarang sudah berubah dan bisa dipakai oleh siapapun, dimanapun, kapan saja. Saat festival, melihat kembang api, atau berjalan-jalan di kota sekalipun.
Jadi kesimpulannya yukata adalah salah satu jenis kimono. Yang membedakan hanyalah penggunaan dalaman kimono atau tidak. Lalu yukata boleh dipakai langsung ke kulit, setelah habis mandi, juga saat tidur tetapi tidak dengan kimono.
Ukuran Kimono
Ada sedikit perbedaan dengan ukuran dan cara pengukuran antara kimono dan baju pada umumnya (youfuku). Kalau kita membicarakan ukuran kimono, kita tidak menggunakan cm atau meter, tetapi shaku尺 (しゃく : 30.3 cm)、sun寸(すん : 3.03 cm)、bu分 (ぶ : 0.3 cm) dan rin厘(りん:0.3mm). Banyak pendapat mengenai cara pengukuran kimono, tetapi sebenarnya tidak terlalu detail pun tidak masalah. Saat memilih kimono yang sudah jadi, sangat penting untuk memilih dengan ukuran yang pas untuk kita. Jadi disarankan untuk memilih dengan standard seperti berikut.
Tinggi Badan dan Panjang Pakaian
Untuk perempuan, kimono dengan panjang yang hampir sama dengan tinggi badannya itu sudah pas. Asal jaraknya hanya sekitar 5cm dari tinggi badan pemakai, kimono bisa dipakai tanpa perlu dipaksakan. Contohnya, orang dengan tinggi badan 155cm maka panjang kimononya lebih baik memilih dengan panjang sekitar 150~160cm.
Untuk laki-laki, karena tidak ada curve atau lekukan badan, maka berbeda dengan standar ukuran untuk kimono perempuan. Untuk kimono laki-laki, panjang kimono = tinggi badan – sekitar 25cm adalah ukuran yang pas.
Yuki
Yuki adalah sebutan untuk ukuran panjang dari titik tulang di bagian belakang punggung hingga pergelangan tangan pada saat tangan dalam posisi direntangkan kesamping., dengan perkiraan (+5cm) sampai (-5cm). Bisa dibilang, saat memilih kimono ukuran yuki ini lebih penting daripada panjang kimono (karena dia tidak bisa dilipat).
Lebar depan dan Lebar belakang
Saat ingin membuat kimono, kita harus memutuskan lebar pinggang bagian depan da belakang. Secara garis besarnya, ukuran pinggang itu adalah lebar depan + (dua kali lebar belakang) + okumi (sekitar 15cm). Kalau angkanya mendekati ukuran tersebut maka sudah Ok.
Pengukuran Kimono
Saat ingin membuat kimono dengan ukuran sendiri (seperti order made), maka diperlukan ukuran-ukuran dibawah ini. (1)tinggi badan、 (2)lingkar dada、(3)lingkar pinggang、(4)yuki 、dan (5)panjang lengan. Dengan kelima ukuran ini, perusahaan pembuat kimono akan membuat kimononya dengan standar yang dimiliki masing-masing untuk menciptakan ukuran kimono yang pas. Jadi sebisa mungkin saat melakukan pengukuran pun harus seakurat mungkin, ya.
Pembuatan Kimono
Pembuatan kimono disini berarti membuat kimono dari bahan kain yang sudah jadi atau sudah selesai dibuat menjadi bermacam-macam jenis kimono / wafuku. Saat ingin membuat kimono, hal pertama yang harus ditentukan adalah [bahan/material kain], [jenis kimono/wafuku yang ingin dibuat], dan [ukuran/dimensinya]. Kemudian kimono yang sudah dibayangkan image nya dipastikan apakah bisa dibuat dengan kain yang kita miliki atau tidak. Lalu dengan saran dari pembuat kimono, dimulailah pembuatannya.
Kimono berbeda dengan pembuatan baju biasa yang memiliki bentuk/ berdimensi. Dia hanya dibuat dengan kain yang dipotong secara lurus dan dijahit satu sama lain. Namun meski cara menjahitnya pun hanya berupa garis lurus sekalipun, dibutuhkan skill yang sangat tinggi, lho. Dengan skill yang hebat ini, kimono bahkan disebut bisa digunakan untuk tiga generasi.
Urutan pembuatan kimono yaitu, pengecekkan > pengukuran shaku > persiapan kain/material > membayangkan pola > menyesuaikan motif > pemotongan kain > memasang hera >pengecekkan lagi. Begitulah garis besar prosesnya. Tapi seperti disebutkan sebelumnya, jenis kain, jenis kimono yang ingin dibuat dan ukuran harus sudah ditentukan dulu, ya.
Yuuzen-zome
友禅染め
Yuuzen-zome adalah salah satu tehnik dyeing kerajinan Jepang yang bersejarah, dikatakan bahwa orang yang memikirkan tehnik ini pertama kali adalah orang yang memiliki banyak misteri bernama Miyazaki Yuuzensai. Awalnya tehnik ini digunakan oleh sang pendeta Buddha itu untuk menghiasi kipas lipat di era Edo. Khasnya adalah menggunakan lem, lalu dengan bahan pewarna digambarlah lanskap tanaman dan hewan yang indah.
Yuuzen-zome dengan tangan yaitu membuat selembar demi selembar motif kain dengan keterampilan sang pengrajin. Kalau mau dibedakan secara garis besar, yuuzen-zome terbagi menjadi moto-yuuzen (secara basic) dan kata-yuuzen (dengan cetakan). Di masa modern ini yuuzen dapat diciptakan dengan print inject. Melalui cara ini, produksinya dapat dilakukan secara massal.
Jenis-jenis Yuuzen-zome
Yuuzen-zome kembali dikelompokkan berdasar daerah dan fitur yang dimilikinya
Kyou-yuuzen (Kyoto) 京友禅(京都)
Kyou-yuuzen adalah tehnik yang sangat dipengaruhi oleh Miyazaki Yuuzensai. Dalam satu kata, kata “elegan” mungkin kata yang paling tepat. Warna yang sering digunakan adalah warna-warna cerah seperti merah, hijau, biru pucat dan merah muda. Sangat glamor dan motifnya banyak yang bersinar dan besar hingga terlihat dari jarak jauh. Mewah dalam dedaunan perak dan emas serta bordir juga ditandai dengan pola desain bergaya brilian. Sering menjadi pilihan para bangsawan, putri dan ratu.
Kaga-yuuzen (Ishikawa) 加賀友禅(石川)
Kaga-yuuzen dikatakan didapat sebagai suaka dari Klan Kaga ketika Miyazaki Yuuzensai pindah dari Kyoto ke Kaga. Warna yang sering dipakai disebut sebagai Kaga lima warna, yaitu (merah, kuning tua, hijau, nila, ungu) yang merupakan karakteristik untuk warna dasar. Motif nya lebih kalem dengan fokus pada alam, seperti foto rumput, bunga, burung, terutama motif “daun dimakan ulat” yang sangat khas. Biasa digunakan oleh para samurai.
source : bermacam website di google, Kimono Rental Wargo, Wagokoro Inc., etc